Techniques that maximise learning/id: Perbedaan revisi
Hendrayatna (bicara | kontrib) (Created page with "===Pastikan umpan balik yang efektif===") |
Hendrayatna (bicara | kontrib) |
||
Baris 112: | Baris 112: | ||
Of course, it is not possible for instructors to cater for all preferences all the time. However, it serves as a reminder to use a range of instruction methods and provide a variety of learning sources for students whenever possible. | Of course, it is not possible for instructors to cater for all preferences all the time. However, it serves as a reminder to use a range of instruction methods and provide a variety of learning sources for students whenever possible. | ||
− | ===Pastikan | + | ===Pastikan masukan yang efektif=== |
A trainer should give feedback to participants frequently throughout the course. It is reassuring and helps offer guidance. Later in this guide we will talk more about ways to give useful feedback and even ways to get feedback for your own training. | A trainer should give feedback to participants frequently throughout the course. It is reassuring and helps offer guidance. Later in this guide we will talk more about ways to give useful feedback and even ways to get feedback for your own training. |
Revisi per 23 September 2014 16.12
Daftar isi
11. Teknik memaksimalkan pembelajaran
- Pembelajaran melibatkan segenap pikiran dan raga (beserta jiwa)
- Pembelajaran adalah kreasi, bukan konsumsi
- Kolaborasi membantu pembelajaran
- Pembelajaran terjadi secara bersamaan pada berbagai tataran
- Pembelajarn muncul dari melakukan pekerjaan itu sendiri (dengan disertai umpan balik)
- Emosi positif sangat meningkatkan pembelajaran
- Otak jauh lebih mudah dan cepat menyerap informasi visual.
Beri motivasi
Motivasi sangatlah penting, terutama pada saat awal pelatihan. Orang dewasa perlu mengetahui bagaimana pelatihan tersebut akan bermanfaat bagi mereka. Jika mereka tidak mengetahuinya, mereka tidak akan belajar.
Guna memotivasi peserta, fasilitator perlu mengambil setiap kesempatan untuk:
- Menjalin kedekatan
- Menciptakan suasana pelatihan yang terbuka dan bersahabat
- Menjaga agar tingkat stres tetap rendah
- Memberi tantangan bagi para peserta, tetapi tidak sampai membuat mereka frustrasi
- Memastikan bahwa peserta dapat menghubungkan materi dengan pekerjaan dan kehidupan mereka.
Pelajar dapat belajar secara efektif dan mandiri jika mereka tertarik pada hal yang sedang mereka pelajari. Namun, kebanyakan pelajaran di ruang kelas sering dianggap tidak menarik, dan ini menjadikan proses pembelajaran lebih sulit.
Tantangan berat bagi pelatih adalah menjadikan pembelajaran lebih menarik, bermakna, dan aktif. Sesungguhnya, inilah tujuan utama pelatihan Train the Trainer dan merupakan salah satu aspek sulit dalam perancangan pelatihan yang baik.
Perkokoh
Sepanjang pelatihan, instruktur perlu mendorong dan memperkokoh. Instruktur harus memberi ganjaran bagi perilaku baik – sekecil apa pun itu – secara positif dan sering. Ganjaran tersebut tidak harus berbentuk fisik. Cukup ucapkan “bagus” atau “terima kasih untuk masukannya” sudah sangat berarti bagi pembelajar dewasa.
Ulangi
Pengulangan merupakan salah satu dasar pembelajaran. Orang-orang perlu mendengarkan suatu hal hingga tiga kali sebelum mempelajarinya.
Itulah sebabnya mengapa proses untuk mengajarkan suatu keterampilan adalah dengan: 1. membangkitkan minat (Persiapan) 2. menjelaskan atau memperlihatkannya (Presentasi) 3. meminta pembelajar melakukannya (Latihan) 4. meminta pembelajar melakukannya dalam keadaan nyata (Kinerja)
Gunakan semua indra
Semakin banyak kombinasi indra kita yang terstimulasi dalam pembelajaran, semakin besar peluang keberhasilan pembelajaran. Sebagai contoh, diperkirakan bahwa kita mempelajari:
- 10% dari hal yang kita baca
- 20% dari hal yang kita dengar
- 30% dari hal yang kita lihat
- 40% dari hal yang kita lihat dan dengar
- 50% dari hal yang kita diskusikan
- 70% dari hal yang kita alami
- 90% dari hal yang kita ajarkan
Pahami kurva pembelajaran
Pembelajaran adalah proses yang berlangsung terus-menerus, tetapi kecepatannya bisa berbeda-beda. Sebagai contoh, ketika Anda baru mulai mempelajari hal baru, kemajuannya sering kali sangat lambat untuk beberapa lama, kemudian Anda tiba-tiba merasa mempelajari banyak dalam waktu yang jauh lebih cepat.
Namun, kecepatan pembelajaran ini sering akan menurun lagi dan Anda merasa hanya mengalami sedikit kemajuan, meskipun berusaha sama keras seperti sebelumnya. Pada saat ini, Anda sedang mengkonsolidasikan hal-hal yang telah dipelajari, tetapi periode ini sering kali sangat membuat frustrasi. Umumnya diperlukan upaya terus-menerus untuk menciptakan lonjakan pembelajaran yang baru.
Bantulah pelajar untuk memahami bahwa lonjakan dan penurunan kecepatan pembelajaran merupakan hal biasa dan jika tetap tekun, mereka akan kembali merasakan kemajuan. Ini akan membantu mereka mempertahankan keyakinan dan motivasi saat mengalami penurunan kecepatan pembelajaran.
Jangan salah gunakan rentang perhatian
Perhatian berperan sangat penting dalam pembelajaran. Tanpa perhatian yang baik, pembelajaran kemungkinan hanya terjadi sebagian dan tidak efektif. Tentu saja, kemampuan kita untuk mempertahankan perhatian akan lebih besar jika kita termotivasi. Sebuah skenario pengajaran yang sering terjadi adalah ketika instruktur terus bicara dan bicara. Hal ini menyebabkan perhatian kita cenderung menurun dengan cepat.
Implikasinya bagi pengajaran sangat penting. Jelaslah bahwa instruktur yang berbicara panjang lebar, tanpa memberi kesempatan bagi pelajar untuk berpartisipasi, kemungkinan merupakan metode pengajaran yang tidak efektif. Kesalahan ini sering dilakukan oleh instruktur yang mengira bahwa semakin banyak input yang mereka berikan, akan semakin banyak pembelajaran yang terjadi. Ini jelas tidak betul. Pengalaman Anda sendiri sebagai pelajar sudah membuktikannya.
Hindari presentasi panjang. Selingi presentasi panjang dengan kegiatan singkat seperti meminta peserta untuk merangkum poin terpenting yang mereka dengar, atau bertanya apakah mereka bisa menebak hal yang akan dibahas selanjutnya, atau meminta mereka secara berpasangan untuk menyampaikan pertanyaan yang ingin didapat jawabannya dari presentasi selanjutnya.
Dorong penggunaan ingatan secara efektif
Cara kerja ingatan
Bayangkan sistem ingatan kita sebagai sistem dengan dua komponen yang saling terkait: 1. Sistem ingatan jangka pendek (STM), yang hanya bisa menangani kira-kira tujuh elemen informasi untuk satu waktu tertentu. 2. Sistem ingatan jangka panjang (LTM), yang memiliki kapasitas hampir tak terbatas untuk menyimpan informasi. Sistem inilah yang menyimpan semua informasi yang bisa kita ingat kembali.
Transfer informasi secara efektif dari STM ke LTM sangat penting untuk akuisisi pengetahuan. Guna mencapai transfer ini, informasi haruslah masuk akal bagi pembelajar (bermakna); dalam potongan yang sesuai (sekitar tujuh elemen); terorganisasi; dan cukup sering dilatih (diulangi beberapa kali sampai dapat diingat dengan mudah).
Bagaimana "lupa" terjadi
Ada sejumlah teori tentang terjadinya lupa. Yang paling penting bagi kita sebagai instruktur adalah bahwa lebih dari 60% informasi faktual akan hilang dalam waktu 48 jam jika hal yang dipelajari itu tidak diulangi atau dipelajari kembali. Keterampilan dan pemahaman jauh lebih sulit dilupakan. Misalnya, begitu sudah belajar berenang, Anda kemungkinan akan sulit lupa cara berenang, meskipun tidak berenang lagi hingga bertahun-tahun.
Semakin banyak informasi yang dipelajari kembali sehari setelah 'diperoleh', semakin besar peluang informasi tersebut untuk tersimpan dalam ingatan jangka panjang.
Implikasi untuk pengajaran dan pembelajaran
Sebaiknya ingatkan pelajar tentang prinsip-prinsip dasar cara kerja ingatan. Ini akan menghindarkan mereka dari kesalahan yang biasa terjadi, yaitu berusaha menghafal terlalu banyak dalam waktu yang terlalu singkat. Dari sudut panjang pengajaran, kita harus menyadari bahwa jika kita berbicara terlalu lama, informasi yang akhirnya akan masuk ingatan kemungkinan hanya sedikit. Jadi, kita perlu menjaga agar informasi terorganisasi dengan baik dan memberi waktu bagi pelajar untuk mencerna materi, baik melalui sesi tanya jawab atau kegiatan tindak lanjut.
Kiat membantu orang mengingat materi
- Pertahankan perhatian para peserta, terutama saat Anda menyampaikan poin penting
- Siapkan orang sebelum Anda memberikan informasi dengan mengajukan pertanyaan yang memancing pemikiran, sehingga mereka sudah siaga menerima materi bersangkutan sebelum mendengarkan materi yang spesifik
- Ajukan pertanyaan selama pelatihan yang mendorong peserta untuk mengingat kembali materi, merangkumnya, dan memperlihatkan materi dengan berbagai cara. Berikan kuis singkat.
- Gunakan studi kasus untuk membantu peserta menerapkan informasi dengan cara yang berbeda-beda
- Gunakan pengulangan dan penguatan dengan meminta orang untuk misalnya, menyampaikan kembali, mendiskusikan, atau membuat grafik.
- Tanyakan poin apa yang paling penting (satu poin per peserta)
- Perpanjang diskusi agar peserta dapat menyadari sendiri poin pentingnya, alih-alih diberi tahu.
- Perlihatkan kesamaan atau kaitan dengan aspek atau topik lain yang relevan.
- Gunakan berbagai cara untuk memperlihatkan atau menarik informasi
- Variasikan materi dan alat pengajaran
- Pastikan orang merasa rileks dan mendapatkan jeda yang cukup
- Rangkumkan poin utama pada bagian akhir.
Mengakomodasi gaya belajar yang berbeda-beda
Sebagai individu, kita punya cara khas masing-masing dalam memproses informasi, merasakan dan berperilaku dalam situasi belajar. Intinya, ini berarti walaupun kita semua belajar dengan cara memperoleh pengetahuan, berpikir, dan bertindak, kita punya pendekatan dan preferensi yang berbeda-beda mengenai cara kita melakukan kegiatan tersebut.
One area of research has shown that there can be significant differences in the ways in which people approach a learning task. For example, some people will try to get an overall picture or understanding of the task before they focus on more specific details and linkages. In contrast, other people will approach the task in a more sequential manner, making linkages gradually and methodically, and only building up to an understanding of the overall task much later in the learning process. The most effective learners seem to be able to adopt both of these styles simultaneously and in a versatile manner.
Some people clearly have preferences in terms of the way they best learn:
- visual - seeing pictures, words, diagrams
- auditory - listening to explanations
- tactile - actually doing the activity
There are important implications in different learning styles for the ways in which we teach. These differences clearly suggest the need for learning to involve the range of senses and provide many different ways in which learners can go about their learning.
Of course, it is not possible for instructors to cater for all preferences all the time. However, it serves as a reminder to use a range of instruction methods and provide a variety of learning sources for students whenever possible.
Pastikan masukan yang efektif
A trainer should give feedback to participants frequently throughout the course. It is reassuring and helps offer guidance. Later in this guide we will talk more about ways to give useful feedback and even ways to get feedback for your own training.