Peserta pelatihan surveilans
Daftar isi
- 1 Surveilans: Panduan Peserta
- 2 Mengenai panduan ini
- 3 Sesi 1 Sambutan dan Pengantar
- 4 Sesi 2: Ikhtisar mengenai Surveilans
- 5 Sesi 5 Survei terstruktur
- 6 Sesi 6: surveilans poin nilai agregasi dan ternak sentinel
- 7 Sesi 7: Surveilans laboratorium, surveilans sindromis, dan pelaporan negatif
- 8 Sesi 8: Sistem pelaporan peternak (1)
- 9 Sesi 9: Sistem pelaporan peternak (2)
- 10 Session 10 Farmer reporting system (improving reporting rates); Participatory approaches to surveillance
- 11 Session 11 iSIKHNAS and its role in surveillance
- 12 Session 12 Course evaluation, conclusion, and closing
Surveilans: Panduan Peserta
Mengenai panduan ini
Panduan ini terdiri atas ikhtisar singkat mengenai judul-judul sesi dan konsep-konsep utama dari kursus pelatihan tentang Surveilans.
Salinan dari panduan ini akan disediakan bagi setiap peserta yang menghadiri pelatihan Surveilans.
2014 Pedoman Teknis Surveilans Penyakit Hewan Menular (Technical guidelines for infectious animal disease surveillance) berperan sebagai buku referensi lengkap untuk kursus pelatihan ini, dan akan disediakan untuk seluruh peserta.
Panduan ini disusun menurut judul-judul sesi yang didasarkan pada urutan dan isi sesi pengajaran dalam suatu pelatihan tiga hari yang telah disiapkan untuk menyampaikan bahan ajar.
Sesi 1 Sambutan dan Pengantar
Struktur pelatihan
Sesi Judul sesi
Sesi 1 Sambutan dan Pengantar
Sesi 2 Ikhtisar Surveilans
Sesi 3 Tujuan-Tujuan Surveilans
Sesi 4 Pengukuran Penyakit
Sesi 5 Survei Terstruktur
Sesi 6 Surveilans poin agregasi surveilans dan kumpulan/ternak sentinel
Sesi 7 Surveilans laboratorium, surveilans sindromik dan pelaporan negatif
Sesi 8 Sistem pelaporan peternak (1)
Sesi 9 Sistem pelaporan peternak (2)
Sesi 10 Sistem pelaporan peternak (meningkatkan tingkat pelaporan); Pendekatan partisipatif terhadap surveilans
Sesi 11 iSIKHNAS dan perannya dalam surveilans
Sesi 12 Evaluasi, Kesimpulan dan Penutupan Kursus
Pengantar
Kursus ini dikembangkan sebagai bagian dari Kemitraan Australia-Indonesia untuk program Penyakit Menular yang Baru Muncul untuk meningkatkan pengumpulan, pengelolaan dan penggunaan informasi kesehatan hewan guna meningkatkan kapasitas pengendalian dan pencegahan penyakit yang efisien.
Pelatihan tentang surveilans ini dikembangkan untuk pelatihan para staf yang berperan dalam pengambilan keputusan terkait kegiatan-kegiatan surveilans, termasuk pula perencanaan dan pelaksanaannya.
Dampak keseluruhan dari peningkatan dalam pengendalian dan pencegahan penyakit hewan ini adalah tingkat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat yang lebih baik.
Apa yang akan kita pelajari dalam pelatihan ini?
Selama tiga hari ke depan, kita akan membicarakan tentang:
- pendekatan yang berbeda-beda terhadap surveilans kesehatan hewan
- sistem pelaporan peternak, dan bagaimana hal ini dapat ditingkatkan
- mengakses hasil-hasil iSIKHNAS untuk digunakan dalam perencanaan, pengelolaan dan analisis kegiatan-kegiatan surveilans.
Dengan mempelajari setiap bidang ini, peserta akan memperoleh keterampilan baru.
Apa yang akan dapat anda lakukan di akhir dari pelatihan ini?
Peserta diharapkan dapat memahami pendekatan yang berbeda-beda terhadap surveilans penyakit hewan dan mampu menggunakan pengetahuan ini untuk berkontribusi pada surveilans yang efektif terhadap permasalahan kesehatan hewan demi hewan ternak dan pemiliknya di Indonesia.
Sesi 2: Ikhtisar mengenai Surveilans
Konsep-Konsep Utama
Surveilansadalah pengumpulan dan analisis infomasi yang sistmatis dan berkelanjutan terkait penyakit dan pendistribusian informasi yang tepat waktu untuk tujuan pengambilan keputusan yang sesuai
Proses surveilans melibatkan beragam langkah.
Data surveilans digunakan oleh para pembuat keputusan dalam berbagai aspek di pekerjaan mereka.
Surveilans adalah LEBIH dari sekedar mengamati penyakit saja.
Informasi surveilans bukan merupakan sesuatu yang bernilai kecuali masyarakat yang memerlukan informasi tersebut diberitahukan dan mereka dapat bertindak secara sesuai.
Berikut adalah langkah-langkah dalam proses surveilans:
- mengetahui penyakit
- melaporkan temuan-temuan
- menyimpulkan dan menganalisis data
- menghasilkan hasil yang kemudian diinterpretasikan
- mengambil keputusan-keputusan berdasarkan data dan interpretasinya.
Kita sangat beruntung karena saat ini seluruh langkah menengah (pelaporan, penyimpulan dan analisis, persiapan hasil) dapat dikerjakan oleh iSIKHNAS.
iSIKHNAS adalah sistem informasi kesehatan hewan Indonesia yang baru. Sistem ini menggunakan teknologi sehari-hari secara sederhana namun cerdas, untuk mengumpulkan data dari lapangan dan segera menyediakannya bagi para pemangku kepentingan dalam bentuk yang siap digunakan dan bermakna.
Baca lebih lanjut tentag bagaimana informasi surveilans digunakan dalam Pedoman Teknis Surveilans Penyakit Hewan Menular, hal 5-6.
Sesi 3: Tujuan-tujuan surveilans
Video
[Tautan YouTube Sesi 3 Tujuan-Tujuan Surveilans]
Konsep-Konsep Utama
Tujuan-tujuan surveilans dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori: surveilans pada penyakit-penyakit yang memang sudah ada dan surveilans pada penyakit-penyakit yang tidak ada.
Setiap kegiatan surveilans harus memiliki suatu tujuan yang spesifik Tidak ada negara yang mampu melakukan surveilans tanpa adanya tujuan, atau hanya berdasarkan keinginan melakukannya saja.
Ada banyak alasan dilakukannya surveilans, tetapi mereka dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori utama, masing-masing memiliki dua sub-kategori, seperti yang ditunjukkan dalam diagram di atas.
Melakukan surveilans terhadap penyakit-penyakit yang memang sudah ada mudah untuk dimengerti. Memahami seberapa banyak penyakit yang kita miliki, dan dimana saja, merupakan sesuatu yang penting. Para pengambil keputusan harus memutuskan berapa anggaran yang dibutuhkan untuk kegiatan-ekgiatan pengendalian penyakit, dan dimana anggaran tersebut akan digunakan. Menemukan setiap kasus dari sebuah penyakit tertentu menjadi sesuatu yang sangat penting di akhir dari program pemberantasan yang dicanangkan, atau dimana keberadaan penyakit tersebut adalah sangat penting untuk alasan-alasan kesehatan masyarakat (seperti rabies).
Melakukan surveilans terhadap penyakit-penyakit yang tidak kita miliki terkadang terlihat tidak terlalu penting, namun kita perlu melakukannya guna mengkonfirmasi bahwa penyakit tersebut memang tidak ada, atau untuk menemukannya lebih dini jika penyakit tersebut sampai masuk.Sekali lagi, pengetahuan ini sangatlah penting bagi para pengambil keputusan, yang perlu mengetahui apabila mereka dapat menghentikan program-program pengendalian berbiaya besar yang tidak lagi dibutuhkan. Kadang-kadang, dengan menunjukan tidak adanya penyakit dapat membuka kesempatan baru dalam bidang perdagangan.
Sesi 4: Pengukuran penyakit
Video
[Tautan internet]
Konsep-Konsep Utama
Definisi kasus
Tanda dan sindrom
Tanda: hal-hal yang dapat diukur atau diamati tentang kesehatan hewan yang bersangkutan
Sindrom: kumpulan tanda
Pengukuran penyakit
Prevalensi: "potret" jumlah penyakit yang ada pada sebuah populasi di satu titik tertentu pada suatu waktu tertentu.
Insiden: kasus-kasus baru dari suatu penyakit yang terjadi di sebuah populasi di dalam satu periode waktu tertentu (ada beberapa jenis pengukuran).
Ketika kita mengukur suatu penyakit, kita harus memastikan bahwa semua orang membicarakan hal yang sama. Inilah mengapa kita menggunakan istilah definisi kasus, karena hal ini memberikan kita sebuah standar kriteria untuk memutuskan apa yang disebut kasus dan apa yang tidak Kriteria untuk sebuah definisi kasus dapat berdasarkan satu atau lebih tanda-tanda klinis, atau informasi lain mengenai situasi yang bersangkutan (data epidemiologis), atau data laboratorium, atau kombinasi dari hal-hal tersebut.
Prevalensi adalah pengukuran terhadap seberapa besar penyakit ada di dalam sebuah populasi pada suatu waktu tertentu. Pengukuran ini menggunakan jumlah kasus (yang ditentukan menggunakan definisi kasus yang sesuai) DAN "populasi berisiko", yang adalah jumlah hewan (atau kumpulan, atau kawanan, atau desa, atau yang digunakan oleh definisi kasus) yang bisa menjadi kasus.
Insiden memberitahukan kepada kita tentang seberapa cepat penyakit beredar di dalam suatu populasi. Disini kita menghitung jumlah kasus baru yang terjadi dalam satu waktu tertentu. Jika kita tidak menyertakan informasi tentang populasi berisiki, maka pengukuran kita adalah hanya tentang insiden. Jika kita menyertakan populasi berisiko di awal dari periode waktu, maka hal ini adalah insiden kumulatif. Jika kita memiliki lebih banyak informasi tentang seberapa kali tepatnya setiap anggota populasi berada dalam risiko selama periode waktu tersebut kemudian kita dapat menghitung tingkat insiden.
Sesi 5 Survei terstruktur
Konsep-Konsep Utama
Survei terstruktur merupakan cara mengumpulkan informasi tentang individu. Suatu sampel dari populasi dipelajari.
Sebuah survei representatif adalah survei dimana setiap elemen dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel. Survei representatif sangatlah baik digunakan dalam memperkirakan prevalensi penyakit.
Sebuah survei berbasis risiko adalah dimana unsur-unsur tertentu dari populasi memiliki kemungkinan lebih besar untuk dijadikan sampel dibandingkan dengan unsur lainnya. Hal ini berguna saat anda ingin menunjukan bukti tidak adanya penyakit. Sumber-sumber daya dialokasikan untuk mencari dengan teliti penyakit-penyakit di tempat dimana ia mungkin muncul.
Sebuah survei adalah sebuah alat pengumpulan data digunakan mengumpulkan informasi tentang individu. Terdapat banyak sekali tipe-tipe survei. Survei mengumpulkan informasi dari sebuah subyek atau sampel dari suatu populasi.
Sebuah survei representatif diatur sedemikian rupa agar setiap unsur dari populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih dan di survei. Tipe-tipe survei ini hendaknya direncanakan dengan hati-hati, guna memastikan bahwa demikian adalah kasusnya. Survei terstruktur representatif utamanya adalah baik digunakan untuk memberikan perkiraan yang tidak bias atas prevalensi (seberapa besar keberadaan penyakit).
Terkadang anda tidak ingin setiap unsur dari populasi untuk memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih. Kadang anda ingin menemukan penyakit, bila memang ada. Survei seperti ini disebut dengan "berbasis risiko", karena tempat atau individu berisiko tinggi lebih mungkin diambil sampelnya daripada yang berisiko rendah. Tipe survei seperti ini tidak dapat memberikan perkiraan yang tidak bias atas prevalensi. Tipe ini dapat memberikan bukti yang baik mengenai bebas penyakit. Perencanaan dan analisis survei yang berbasis risiko membutuhkan sumbang saran dari ahli.
Melakukan survei lebih murah dibandingkan dengan melalukan sebuah sensus, dimana setiap anggota populasi dipelajari. Karena anda memegang kendali atas rancangan survei, anda mengendalikan kualitas data. Survei dapat diulang untuk melihat bagaimana situasinya berubah seiring dengan waktu
Sesi 6: surveilans poin nilai agregasi dan ternak sentinel
Konsep-Konsep Utama
Surveilans poin agregasi
Ini merupakan surveilans yang dilakukan di tempat-tempat dimana hewan-hewan dibawa dan dikumpulkan untuk alasan yang lain, seperti rumah potong hewan atau pasar. Banyak hewan yang dapat diambil sampelnya. Namun, anda tidak memiliki kontrol atas jumlah, tipe, atau asal dari hewan untuk diambil sampel, dan hewan-hewannya mungkin saja tidak representatif terhadap populasi.
Surveilans sentinel
Surveilans kawanan sentinel melibatkan pengujian berulang dari hewan-hewan yang rentan yang berlokasi di area dengan kepentingan tinggi. Tipe surveilans ini hanya cocok untuk penyakit-penyakit tertentu (contohnya penyakit-penyakit yang berasal dari perantara/vector)dan cenderung menjadi sangat mahal.
Surveilans poin agregasi dilakukan di tempat-tempat dimana hewan dibawa dan dikumpulkan, seperti rumah potong, pasar ternak atau fasilitas pencelupan. Hewan-hewan yang dikirim ke poin agregasi cenderung lebih sehat dibandingkan dengan populasi umum, sehingga hasilnya mungkin akan menunjukan "bias hewan sehat". Jika penyakit ditemukan di hewan yang dijadikan sampel, akan sulit menelusuri untuk menemukan darimana hewan tersebut berasal. Surveilans poin agregasi dapat memberikan estimasi prevalensi penyakit tertentu (dengan mengenali kemungkinan adanya bias). Hal ini dapat menjadi suatu cara untuk memonitor perkembangan dari program pengendalian penyakit. Surveilans poin agregasi dapat membantu pula dalam memberikan keyakinan mengenai bebas dari penyakit tertentu.
Surveilans ternak sentinel melibatkan pengujian yang dilakukan berulang terhadap sekelompok hewan yang rentan yang berlokasi secara strategis di area yang berisiko tinggi atau area yang penting. Surveilans ternak sentinel cenderung lebih mahal dan tidak terlalu disukai oleh para peternak, karena pengambilan sampel yang dilakukan membuat mereka merasa tidak nyaman, dan mereka harus tetap memelihara hewan yang sama untuk periode waktu yang lama. Namun, survei ini dapat memberikan informasi yang sangat baik mengenai keberadaan atau ketidakberadaan atau penyebaran penyakit tertentu di area dimana kawanan ternak berada.
Sesi 7: Surveilans laboratorium, surveilans sindromis, dan pelaporan negatif
Konsep-Konsep Utama
Laboratorium melakukan lebih dari sekedar memproses sampel yang dikumpulkan sebagai bagin dari kegiatan surveilans. Mereka pun merupakan sumber data surveilans pasif.
Surveilans sindromik adalah analisis dari data mengenai tanda-tanda atau sindrom yang dilaporkan, mencari pola-pola di luar kebiasaan.
Tidak adanya laporan-laporan penyakit prioritas bisa berarti tidak adanya penyakit, namun hal ini bisa juga berarti memang tidak ada yang mencari. Penyerahan laporan negatif confirms the absence of priority disease in the reporter's area.
Surveilans sindromik dan pelaporan negatif sangat berguna terutama untuk penyakit-penyakit prioritas.
iSIKHNAS membuat pengumpulan dan analisis data surveilans pasif menjadi sangat mudah.
Data surveilans pasif datang dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan dengan tujuan untuk hal lain selain dari surveilans. Surveilans aktif terdiri dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk tujuan memperoleh data surveilans. Data surveilans dapat menjadi sesuatu yang sangat berguna dan biasanya lebih murah bila dibandingkan dengan biaya surveilans aktif. Dara yang diserahkan oleh laboratorium yang berasal dari investigasi penyakit adalah data surveilans pasif. Analisis informasi tersebut bersama dengan laporan dari laboratorium serta hasil-hasil investigasi dapat membentuk suatu bagian penting dari sistem surveilans kesehatan hewan di sebuah negara. Jika informasi tentang tanda-tanda atau sindrom yang mempengaruhi hewan dikumpulkan, analisis untuk tren dan pola dapat dilakukan, dan inilah yang disebut dengan surveilans sindromik. Surveilans sindromik ini sangat berguna untuk peringatan dini serangan mendadak penyakit yang penting yang kita tidak miliki dan juga bagus untuk memberikan bukti tidak adanya penyakit yang penting.
Namun, tidak adanya laporan dari tanda-tanda atau sindrom konsisten dengan penyakit prioritas bisa juga berarti bahwa tidak ada yang sedang mencari penyakit (tidak ada surveilans!). Namun demikian, penyerahan laporan negatif memastikan bahwa sistem surveilans berjalan dan bahwa penyakit-penyakit prioritas tidak diamati.
Sesi 8: Sistem pelaporan peternak (1)
Konsep-Konsep Utama
Sistem pelaporan peternak adalah sebuah pendekatan surveilans pasif yang mengandalkan peternak melakukan pengamatan terhadap hewan yang sakit dan mencari bantuan dari para paramedik veteriner atau dokter hewan.
Sistem ini mempunyai cakupan yang komprehensif terhadap populasi.
Baik digunakan untuk mendeteksi penyakit, memberikan bukti-bukti tidak adanya penyakit dan menemukan kasus penyakit dengan tanda-tanda klinik yang jelas.
Langkah-langkah dasar dalam sistem pelaporan peternak adalah:
- hewan jatuh sakit
- peternak menyadari adanya hewan yang sakit
- peternak memutuskan untuk mencari bantuan
- peternak menghubungi paramedik veteriner atau dokter hewan
- paramedik veteriner atau dokter hewan memeriksa hewan (investigasi penyakit)
- sampel dikumpulkan dan diserahkan (kadang-kadang)
- informasi mengenai kasus dicatat
Informasi surveilans tidak bernilai kecuali bila orang-orang yang membutuhkan informasi tersebut diberitahu dan dapat bertindak berdasarkan hal tersebut, oleh karena itu langkah terakhir ini sangatlah penting. Untungnya, iSIKHNAS berarti bahwa informasi dapat tercatat secara cepat dan mudah dan siap tersedia bagi mereka yang membutuhkan informasi.
Sistem pelaporan peternak bersifat berkelanjutan dan terus-menerus. Sistem ini memiliki cakupan populasi yang sangat baik dan karena ia merupakan suatu sistem surveilans pasif, sedikit sekali biaya yang terkait dengan penghasilan data surveilans. Sistem ini adalah salah satu cara terbaik untuk mengetahui tentang penyakit baru atau yang baru muncul dan ia dapat memberikan bukti-bukti yang baik untuk pembebasan dari penyakit. Sistem ini juga baik untuk menemukan kasus-kasus penyakit. Namun, tidak terlalu berguna dalam menentukan prevalensi penyakit, meskipun dapat memberikan gambaran dalam tingkat-tingkat perubahan penyakit di dalam satu area.
Sesi 9: Sistem pelaporan peternak (2)
Konsep-Konsep Utama
Terdapat beberapa langkah dari mulai hewan jatuh sakit sampai penyerahan laporan-laporan penyakit.
Dengan mempertimbangkan langkah-langkah ini dapat membantu kita menentukan hal-hal apa saja yang mempengaruhi pelaporan peternak.
iSIKHNAS handles the passive surveillance data from the farmer reporting system very well.
Farmers are not all equally likely to notice and report disease. This is why the farmer reporting system cannot give truly reliable estimates of disease prevalence. A low number of disease reports might mean that there is not much disease in the area, or it could mean that a new veterinarian or para-veterinarian is working in the area, and the farmers do not yet trust this person.
The farmer reporting system will not be very good at detecting disease if farmers are reluctant or unable to report disease to the veterinary authorities. A very important part of this workshop is the work that your group will be doing in thinking about the factors that might affect farmer reporting. Here are some reasons it is worthwhile trying to improve the farmer reporting rates:
- Indonesia is very fortunate, because iSIKHNAS captures information about all farmer disease reports, not just the ones that result in laboratory submissions.
- The information from field and laboratory submissions is linked, so field diagnoses can easily be confirmed or updated.
- Reporting is standardised. Everyone submitting to iSIKHNAS records data in the same way, so data can be compared from all over the country.
- Summary and analysis is instantaneous. Data is available right away to those who need it, in a form they can use.
Improving farmer reporting rates will help give iSIKHNAS more data to work with.
Session 10 Farmer reporting system (improving reporting rates); Participatory approaches to surveillance
Key concepts
Participatory approaches to surveillance can be very good for detecting cases of disease or contributing to evidence of disease freedom.
Extensive and ongoing training is needed for the practitioners, and this can be expensive.
Managing and making use of the surveillance information can be difficult.
Principles of participatory approaches:
- farmers have valuable technical knowledge
- visitors ("technical experts") are not familiar with local situations
- flexibility in approach is important - must adapt to suit individual circumstances
- social context of a disease is important
- information is collected in a variety of ways, then cross-checked.
Participatory approaches use participatory methods, which are a set ("toolbox") of excellent communication skills and strategies, and include:
- semi-structured interviewing
- focus-group discussions
- ranking and scoring activities
- visualisation techniques.
Participatory approaches to disease surveillance involve the use of participatory methods in disease surveillance activities.
Session 11 iSIKHNAS and its role in surveillance
Key concepts
iSIKHNAS is Indonesia's integrated real-time information system for collecting, managing, reporting and using data to support animal health and production.
iSIKHNAS gets the right information, at the right time, to the right people, in the right form to enable good evidence-based decision-making.
iSIKHNAS belongs to the Government of Indonesia.
Wiki (documentation) - www.isikhnas.com/wiki
Online data access - www.isikhnas.com
There are many ways to get data into and out of iSIKHNAS, including: SMS, instant messaging, web browser, email.
There is immediate access to the data for all registered users (except farmers who only have access to their own data, for privacy).
The automated output reports can be customised for different needs. Users get the data they need for their job, when they need it.
The focus of this session is exploring iSIKHNAS, so that you can find the information you need. And if you need reports that are not currently available, we will request that these be created for you.