(Created page with "Seorang fasilitator pelatihan senantiasa menjaga keseimbangan dengan baik antara memastikan setiap peserta berpartisipasi aktif, mempertahankan hubungan baik dengan kelompok d...")
(2 revisi antara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 1:
Baris 1:
−
Seorang fasilitator pelatihan senantiasa menjaga keseimbangan dengan baik antara memastikan setiap peserta berpartisipasi aktif, mempertahankan hubungan baik dengan kelompok dan menjaga ketertiban untuk kepentingan bersama. Seorang pelatih yang malas akan membiarkan perilaku-perilaku yang menyulitkan berlanjut hingga akhirnya menjadi masalah nyata yang mempengaruhi kualitas pelatihan. Cara terbaik menangani masalah adalah menangani masalah tersebut SEBELUM timbul ke permukaan (by having the group set some agreed behavioural guidelines, or by explaining from the outset some of the threats to a successful course), or as soon as they occur (by managing activities, group work and room set up discreetly; using good body language; or speaking to the person in the group or in the break)
+
Seorang fasilitator pelatihan senantiasa menjaga keseimbangan antara memastikan setiap peserta berpartisipasi aktif, mempertahankan hubungan baik dengan kelompok dan menjaga ketertiban untuk kepentingan bersama. Seorang pelatih yang malas akan membiarkan perilaku-perilaku menyulitkan berlanjut hingga akhirnya menjadi masalah nyata yang mempengaruhi kualitas pelatihan. Cara terbaik menangani masalah adalah dengan menangani masalah tersebut SEBELUM timbul ke permukaan (dengan cara mengajak kelompok untuk menyepakati tata tertib atau menjelaskan sejak awal hal-hal yang akan mengancam keberhasilan sebuah pelatihan) atau segera setelah masalah terjadi (dengan cara mengelola kegiatan, kerja kelompok dan ruangan diatur secara diam-diam; menggunakan bahasa tubuh yang baik; atau berbicara dengan seseorang dalam kelompok atau saat istirahat)
Revisi terkini pada 16 Januari 2015 16.25
Seorang fasilitator pelatihan senantiasa menjaga keseimbangan antara memastikan setiap peserta berpartisipasi aktif, mempertahankan hubungan baik dengan kelompok dan menjaga ketertiban untuk kepentingan bersama. Seorang pelatih yang malas akan membiarkan perilaku-perilaku menyulitkan berlanjut hingga akhirnya menjadi masalah nyata yang mempengaruhi kualitas pelatihan. Cara terbaik menangani masalah adalah dengan menangani masalah tersebut SEBELUM timbul ke permukaan (dengan cara mengajak kelompok untuk menyepakati tata tertib atau menjelaskan sejak awal hal-hal yang akan mengancam keberhasilan sebuah pelatihan) atau segera setelah masalah terjadi (dengan cara mengelola kegiatan, kerja kelompok dan ruangan diatur secara diam-diam; menggunakan bahasa tubuh yang baik; atau berbicara dengan seseorang dalam kelompok atau saat istirahat)