Training and Facilitation Guide:SMS Message Training points/id

Revisi per 2 September 2014 16.45 oleh Hendrayatna (bicara | kontrib) (Created page with "LAPD [kode desa] {jumlah kasus} *CATATAN *Digunakan untuk mencari tahu lima kasus terakhir dari desa bersangkutan *Memberikan informasi berupa ID kasus dan catatan singkat men...")

Poin-Poin Pelatihan Sistem dan Pesan SMS

Sebagai tambahan, lihat juga Operational_instructions:Message_Information_sheets_ENG

Kegiatan Administratif untuk Koordinator

  • Membiasakan diri dengan situs web
  • Memeriksa alokasi Jenis Pengguna dan Kelompok Pengguna bagi semua staf yang terdaftar
  • Mendaftarkan staf baru
  • Lokasi terdaftar pengguna harus berada di tingkat Desa
  • Bidang tanggung jawab pengguna harus ditetapkan dan dapat tumpang tindih dengan pengguna lain
  • Perlu juga didiskusikan apa yang harus dilakukan jika dua pelapor melaporkan kasus yang sama, siapa yang akan bertanggung jawab merespons laporan pelsa dan apa yang perlu dilakukan jika ada ‘laporan buruk’ yang perlu langsung direspons dengan MENGHAPUS data.
  • Memeriksa pemberitahuan – Pemberitahuan dari pelsa harus sampai kepada dokter hewan dan paravet. Beberapa pemberitahuan dari pelsa (terutama dugaan rabies dan antraks) dapat disampaikan kepada pelsa terdekat lainnya.
  • Tambahan infrastruktur
    • LOK dengan menggunakan koordinat yang dihasilkan Google Map
    • Merekam data kantor, laboratorium, infrastruktur lainnya
    • Menugaskan staf ke lokasi ujung tombak jika dimungkinkan
  • Menciptakan kampanye Surveilans dan Vaksinasi di situs web.
  • Menciptakan daftar obat

Pengantar umum mengenai iSIKHNAS

Lihat presentasi Powerpoint

Laporan penyakit dari pelsa dan Dinas

  • Diagnosis diferensial vs diagnosis definitif
  • Diagnosis diferensial = pendapat berdasarkan tanda – siapa saja bisa berpendapat
  • Diskusi terkait membangun bukti menuju diagnosis definitif dan ini baru langkah pertama menuju sasaran, jika dimungkinkan.
U [tanda,tanda...] ([spesies] [jumlah hewan]…) {lokasi} {diagnosa,diagnosa...}
  • CATATAN
  • 2 entri berbentuk ‘daftar’ – tanda dan diagnosis yang perlu dipisahkan dengan koma jika diperlukan lebih dari satu entri
  • Perlu latihan pengenalan tanda (Pelsa dan Dinas)
  • Tingkatkan kesadaran mengenai Tanda umum versus Sindrom prioritas
  • Diagnosis diferensial vs diagnosis definitif
  • Hindari ‘tanda lain’
  • Urutan berulang (spesies, jumlah hewan) untuk beberapa spesies dengan tanda serupa
  • Kode untuk tanda spesifik dapat dicari tahu dengan menggunakan CKT [nama tanda]. Kode tanda dapat ditemukan dengan permintaan data (query) dalam format CKT [teksapasaja] yang memungkinkan pengguna untuk mencari tahu kode bagi tanda yang dimulai dengan huruf yang sama atau cocok dengan teks yang dimasukkan. Misalnya saja, CKT kembung menghasilkan kembung KBG dan berbagai pilihan lain dengan konfigurasi huruf yang mirip.
  • Kapan perlu menggunakan kode lokasi opsional – untuk pelsa yang menangani beberapa desa, dinas akan nyaris selalu perlu menggunakan kode lokasi opsional
  • Kode lokasi baru – belum sempurna pada saat ini, tetapi perlahan-lahan akan diperbarui secara lokal
  • Staf AH vs Pelapor Desa – format pesan yang berbeda
  • Laporan U dari Dinas tidak memerlukan laporan R. Laporan U dari Dinas merupakan gabungan dari U dan R.
  • Pelatihan penguatan diagnostik untuk staf Dinas akan tersedia dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi
  • Tingkat tanggapan 100% haruslah menjadi target – sebagian besarnya mungkin melalui telepon
P [sindrom] ([spesies] [jumlah hewan]…) {lokasi} {diagnosa,diagnosa...}
  • CATATAN
  • Kode prioritas dan definisi – 6 sindrom
  • Tambahan 1 (satu) Sindrom prioritas tanpa definisi, jika tanda-tandanya tidak sesuai dengan deskripsi sindrom, tetapi pelapor merasa perlu segera ditanggapi (jika dicurigai sebagai penyakit zoonosis, sangat menular, tingkat kematiannya tinggi, dll.)
  • Konsekuensi Positif (Ucapan terima kasih kepada mereka yang melaporkan P, bahkan jika kemudian ternyata hanya merupakan alarm palsu/false alarm yang memang cukup sering terjadi, tetapi setidaknya ini menunjukkan bahwa pelapor sudah waspada dan sadar pentingnya P.)
  • Diagnosis diferensial vs diagnosis definitif
  • 100% harus dikunjungi
  • Urutan berulang (spesies, jumlah hewan) untuk beberapa spesies dengan sindrom yang sama
  • Kode lokasi diperlukan untuk laporan oleh staf Dinas
  • Entri berbentuk daftar untuk diagnosis diferensial - bila ada beberapa penyakit harus dipisahkan dengan koma
  • Kode penyakit dapat ditemukan dengan menggunakan CKP [nama penyakit]
  • Sindrom Prioritas Tambahan diberikan sehingga memungkinkan Pelsa untuk melaporkan kasus yang tampaknya perlu segera ditangani (zoonosis, sangat menular atau tingkat kesakitan/kematiannya tinggi) tanpa adanya sindrom yang jelas = tanda bahaya untuk penyakit yang tidak diketahui atau eksotik
PNEG
  • CATATAN
  • Pelsa harus mengirimkan setiap minggu – hanya pelsa
  • Artinya pelsa tidak melihat sindrom prioritas selain yang sudah dilaporkan minggu itu
  • Ada 6 sindrom prioritas sehingga jika seorang pelsa sudah melaporkan satu atau dua P minggu itu, PNEG yang ia kirimkan berarti sindrom Prioritas lainnya tidak ditemukan.
  • Berguna untuk mengumpulkan bukti mengenai status bebas dari penyakit sebagai salah satu alasan pengendalian lalu lintas hewan, perdagangannya, serta persoalan penting lainnya terkait penyebaran penyakit dan strategi pengendalian wabah

Pesan Respons Rutin Dinas

R [ID Kasus] [dikunjung (K/T)] [diagnosa,diagnosa...] {diagnosa lain}
  • CATATAN
  • Dinas – Pertanyaan apa yang disampaikan kepada pelsa agar Anda dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai kasus – kegiatan komunikasi
  • R = DINAS U atau DINAS P
  • Pengiriman pesan dalam bentuk daftar diagnosa – lebih dari satu entri dipisahkan dengan tanda koma.
  • Kode penyakit didapat dengan CKP [nama penyakit].
  • ‘diagnosa lain’ merupakan pilihan dan ada juga pilihan untuk langsung menuliskan diagnosa jika kodenya tidak ditemukan di daftar penyakit
  • Apakah kasus penting? Prioritas? Zoonosis? Morbiditas/mortalitas tinggi? Penyakit baru/tidak diketahui? Jika ya, lakukanlah INVESTIGASI MENYELURUH – formulir untuk investigasi yang terdapat di berbagai macam bidang akan diintegrasikan di masa mendatang ke dalam sistem iSIKHNAS
OB [ID Kasus] ([kode obat] [jumlah hewan] {dosis}...)
  • CATATAN
  • Anda akan memerlukan kode obat.
  • Kode obat dapat dicari dengan menggunakan kode SMS (CKO)
  • Jumlah hewan,
  • Dosis per hewan
  • Urutan dapat diulangi untuk pengobatan beberapa kali
  • Pengobatan tradisional dapat dilaporkan jika diizinkan sesuai kebijakan kabupaten
LAB [ID kasus] ([jenis spesimen] [bentuk spesimen] {seksi} [jumlah spesimen]...) [lab ID]
  • CATATAN
  • Pisahkan pesan menggunakan ID kasus yang sama jika sampel-sampel dikirim ke lokasi yang berbeda
  • Kode seksi laboratorium merupakan pilihan, tidak wajib diisi
  • Mengulangi urutan dapat dilakukan untuk beberapa spesimen yang dikirimkan ke laboratorium yang sama
  • Harus menggunakan pesan yang berbeda (dengan menggunakan ID kasus yang sama) untuk spesimen yang dikirim ke laboratorium yang berlainan.
  • Harus mengingatkan petugas untuk memberikan label pada spesimen dengan benar menggunakan ID kasus sehingga data dapat dimasukkan ke sistem Infolab dan kedua sistem tersebut akan terhubung.
  • Pertukaran data dengan Infolab akan dimulai pada awal 2014
PK [ID kasus] ([kode perkembangan kasus] [jumlah hewan]…)
  • CATATAN
  • Jika tidak diketahui, ID kasus biasanya dapat dicari dengan menggunakan LAPD
  • Pesan ini membantu kita untuk dapat ‘menutup’ kasus.
  • Dapat digunakan sebagai respons saat meminta keterangan pelsa/peternak saat kunjungan (mungkin dengan bantuan LAPD) atau seseorang yang memberikan informasi secara sekilas saja.
  • Urutan berulang: ([kode perkembangan kasus] [jumlah hewan])
  • Pelsa dapat menggunakan ini atas izin dari kabupaten. Ini perlu ditetapkan melalui bagian manajemen izin pengguna di situs web.
  • Mengumpulkan data untuk membantu pemantauan dalam hal pengobatan, diagnosis, dan seberapa jauh kita menindaklanjuti kasus.
  • Tidak terlalu penting apakah hewan sudah dijual atau belum.
    • SB = Sembuh
    • MS = Masih sakit
    • MT = Mati atau dipotong karena penyakit

Investigasi dan respons prioritas

Akan diperkenalkan secara bertahap oleh unit koordinasi PDSR

Laporan AI PDSR

AI [ID kasus] ([spesies] [jumlah mati]...) [backyard?] [sistem produksi]
  • CATATAN
  • Laporan AI PDSR selalu diawali dengan kode AI.
  • Kode spesies bisa dilihat di daftar kode spesies.
  • Jumlah hewan mati. Entri dalam bentuk angka.
  • Urutan ini dapat diulang untuk beberapa spesies.
  • Apakah jenis produksi merupakan backyard? Ya (Y) atau Tidak (T).
  • Kode lokasi jika melaporkan dari daerah yang berbeda dengan tempat terdaftarnya si pelapor.
  • Pilihan: ID kasus jika investigasi dilakukan karena kasus yang dilaporkan sebelumnya

Laporan Rabies PDSR

SRAB [spesies] [jumlah hewan digigit] [jumlah orang digigit] [diganggu? Y/T] [lokasi] {ID kasus}
  • CATATAN
  • Laporan Rabies PDSR selalu diawali dengan kode RAB.
  • Untuk spesies dugaan kasus, gunakan daftar kode Spesies.
  • Jumlah hewan yang digigit.
  • Jumlah orang yang digigit.
  • Apakah terduga kasus diganggu sehingga menggigit? Ya (Y) atau Tidak (T)?
  • Kode lokasi jika berada di daerah yang berbeda dengan tempat terdaftarnya si pelapor.
  • Pilihan: ID kasus jika investigasi dilakukan karena kasus yang dilaporkan sebelumnya

Laporan hasil investigasi lapangan

LTL [ID kasus] ([spesies] [jumlah sakit] [jumlah mati] [jumlah dipotong] [jumlah berisiko]...) {diselesaikan}
  • CATATAN
  • Laporan hasil investigasi lapangan diawali dengan kode LTL
  • Urutan berulang: (spesies, jumlah sakit, jumlah mati, jumlah dipotong, jumlah berisiko)
  • Pilihan: sudah diselesaikan?: Ya atau Tidak

Laporan lalu lintas ternak

Permintaan untuk sertifikat lalu lintas yang mewajibkan uji laboratorium

LSK [ID pemilik] [asal] [tujuan] ([spesies/bangsa] [jumlah hewan]...) [ID laboratorium] {ownerphone}
  • CATATAN
  • Permintaan untuk sertifikat lalu lintas (dengan uji laboratorium) selalu diawali dengan kode LSK
  • ID pemilik adalah nomor KTP nasional atau (tak lama lagi) nomor SIM
  • Kode lokasi untuk desa asal
  • Kode lokasi untuk tempat tujuan ke tingkat mana pun yang diperlukan, Kabupaten atau desa
  • Urutan berulang: (spesies/bangsa, jumlah hewan)
  • Kode bangsa hewan (spesies/breed) untuk lalu lintas
  • Jumlah hewan spesies/bangsa yang bersangkutan
  • ID laboratorium
  • Pilihan: Nomor ponsel pemilik untuk menerima nomor unik SKKH.

Permintaan untuk sertifikat lalu lintas yang tidak memerlukan uji laboratorium

SK [ID pemilik] [asal] [tujuan] ([spesies/bangsa] [jumlah hewan]...) {ownerphone}
  • CATATAN
  • Permintaan untuk sertifikat lalu lintas yang tidak memerlukan uji laboratorium selalu diawali dengan kode SK
  • ID pemilik adalah nomor KTP nasional atau (tak lama lagi) nomor SIM
  • Kode lokasi untuk desa asal
  • Kode lokasi untuk tempat tujuan ke tingkat mana pun yang diperlukan, Kabupaten atau desa
  • Urutan berulang: (spesies/bangsa, jumlah hewan)
  • Kode bangsa hewan (spesies/breed) untuk lalu lintas
  • Jumlah hewan spesies/bangsa yang bersangkutan
  • Pilihan: Nomor ponsel pemilik untuk menerima nomor unik SKKH.

Laporan konfirmasi lalu lintas

KSK [ID SKKH]{([spesies] [jumlah hewan]…)}
  • CATATAN
  • Untuk digunakan oleh staf Dinas guna mengkonfirmasikan jumlah dan tanggal lalu lintas sesungguhnya
  • Data disimpan bersama informasi lain mengenai lalu lintas unik tersebut
  • Urutan berulang yang dapat dipilih: (spesies, jumlah hewan)

Validasi sertifikat lalu lintas

VSK [ID SKKH]
  • CATATAN
  • Untuk digunakan oleh staf titik pemeriksaan dan polisi untuk memeriksa keaslian sertifikat lalu lintas

Permintaan data

Permintaan data kasus

LAPD [kode desa] {jumlah kasus}
  • CATATAN
  • Digunakan untuk mencari tahu lima kasus terakhir dari desa bersangkutan
  • Memberikan informasi berupa ID kasus dan catatan singkat mengenai setiap kasus
  • Berguna untuk mengajukan pertanyaan tindak lanjut mengenai kasus yang ada
  • Gunakan kode PK untuk memberikan laporan tindak lanjut kasus
  • Gunakan kode LAPK untuk mendapatkan informasi yang lebih terperinci mengenai masing-masing kasus
  • Pilihan: Standarnya adalah lima kasus terakhir yang dilaporkan untuk desa bersangkutan, tetapi datanya dapat diminta hingga maksimum 20 kasus terakhir
LAPK [ID kasus]
  • NOTES
  • Used for reviewing all the information of a single case
  • Useful for providing feedback and answering questions from farmers and pelsa
  • Useful for improving communication

Freetext question or feedback

Q [petanyaan]
  • NOTES
  • Useful if no other source of information available, for giving suggestions or feedback
  • Q messages are sent to local coordinators and should be answered within 48 hours
  • Try not to overuse this function

Search for a location code

CKL [nama lokasi]
  • NOTES
  • Freetext name of area, ie Makassar,
  • Will accept errors in spelling and system will report codes for the 15 closest matching locations with similar name
  • Does not recognise abbreviated names such as ‘Jabar’ instead of Jawa Barat
  • 4 digit codes are province and kabupaten
  • 6 digit codes include kecamatan
  • 8 digit codes are desa codes
  • 9 digit codes (8 + .1) are specific location codes identified by users through LOK function for specific points within an area
  • The location codes currently available are only as good as those supplied to iSIKHNAS by BPS. They will be updateable by coordinators via the isikhnas website soon.

Get a list of location codes

DKL [kode lokasi]
  • NOTES
  • Put in the 4 or 6 digit code and system reports the desa codes for that area

List other system codes

KODE
  • NOTES
  • Useful if you forget your reference cards
  • Simple KODE message sent to iSIKHNAS will report the codes for code lists
  • Follow with a KODE [jenis kode] message.
    • SP = species
    • RP = abattoir codes in registered kabupaten
    • JHRP = slaughter animal types
    • POP = population report animal types
    • TAN = sign codes
    • JP = user type codes
    • PK = outcome codes
    • SL = laboratory section codes
    • BS = specimen form codes
KODE {jenis kode}
  • NOTES
  • SP = species
  • RP = abattoir codes in registered kabupaten
  • JHRP = slaughter animal types
  • POP = population report animal types
  • TAN = sign codes
  • JP = user type codes
  • PK = outcome codes
  • SL = laboratory section codes
  • BS = specimen form codes
CKT [nama Tanda]
  • NOTES
  • Search for General Signs using freetext entry.
  • System will return the closest matches and their codes – may return in several messages
  • Useful for when in the field but without access to Code Cards
CKP [nama Penyakit]
  • NOTES
  • Search for Disease codes using freetext entry.
  • System will return the names of diseases which closest match and their codes
  • Useful for when in the field but without access to Code Cards
CKO [nama Obat]
  • NOTES
  • Search for Drug codes using freetext entry.
  • System will return the BRAND NAMES of drugs which closest match and their codes
  • Useful for when in the field but without access to Code Cards

Special activities

Health permits for movement

SK [ID pemilik] [asal] [tujuan] ([spesies/bangsa] [jumlah hewan]...) {telepon pemilik}
  • NOTES
  • In the future, a web interface and possibly an app will be available for entering data more easily.
  • Only accepts the national ID card number, not driver's licence at the moment
  • Each permit is given a unique ID number by the system
  • Completed permit sent to email address for printing, completing and stamping at the office. Animal owners should be asked to come into the office to collect certificate.
  • Coordinators need to set the correct staff email addresses for receiving emailed certificates
  • Need to establish clear responsibilities and workflow/process for the certificates
  • Will need to enter some data by hand
  • In the future, the national ID system may be linked to iSIKHNAS so that owner’s details are entered automatically
  • Repeated sequence possible for multiple species
VSK [ID SKKH]
  • NOTES
  • For use when checking the validity of a permit number
  • Helps to check for forgeries
  • Helps to check accuracy of details

Vaccination

VAK [ID program] ([spesies] [jumlah divaksinasi pertama] {jumlah booster}...) [lokasi]
  • NOTES
  • Campaign number is produced by coordinator through the web interface
  • May in the future have a query for local vaccination campaign number CKVAK, CKSUR
  • Repeated sequence possible

Population

POP ([jenis hewan] [jumlah hewan]...) {lokasi}
  • NOTES
  • Location code must be Desa code (8 digits)
  • Data must be Desa level data
  • Useful for census data collection but maybe easier to use a spreadsheet data entry (this feature is coming soon)
  • Useful for planning of vaccination campaigns
  • Useful for production figures and planning
  • Some reassurance should be given to the community that this information is not linked to any other system in government ie not used for taxation purposes.
  • Information can be divided into several messages if preferred
  • Must have village level location code if reporter is reporter from another location (very likely to be the case)
  • Repeated sequence possible

Active Surveillance

SUR [ID program] ([species] [jumlah hewan]...) [lokasi] {ID laboratorium}
  • NOTES
  • Campaign number is produced by coordinator through the web interface
  • May in the future have a query for local surveillance campaign number CKVAK, CKSUR
  • Must have 8 digit desa location code
  • Repeated sequence possible

Slaughterhouse Reports

RP ([jenis hewan] [jumlah dipotong]...) {kode RP}
  • NOTES
  • Rumah Potong codes are available via the website
  • Reporters may report for several abattoirs so will need to use the short codes for their RP
  • Rumah Potong codes are codes created specifically for this kind of building/infrastructure. They are NOT standard location codes.
  • The codes for Jenis hewan in a RP report come from the JENIS HEWAN POTONG code list.

Artificial Insemination Reports

To be refined and introduced in 2014

Farmer Insemination request

IB {# animals}
  • NOTES
  • Farmer insemination request always starts with IB.
  • Optional: Number of animals ready for insemination.

Insemination request - Non farmer

IB {# animals} [ownerID]
  • NOTES
  • Insemination request always starts with IB.
  • Optional: Number of animals ready for insemination.
  • Owner ID

Inseminator report with Request ID

RIB [RequestID] ([animalID] [strawID]…)
  • NOTES
  • Inseminator report always starts with RIB.
  • Insemination request ID generated by iSIKHNAS and sent in request for service to inseminator.
  • Animal identifier
    • ID of semen straw used.
    • Sequence may be repeated for multiple animals.

Inseminator report without Request ID

RIB [Owner ID] [Acceptor ID] ([Bull ID] [batch/straw] [service 1 2 3]) [Lokasi]
  • NOTES
  • Always starts with RIB
  • Owner ID using unique identifier where possible
  • ID of animal inseminated, using local system
  • Repeating system:
  • Bull ID
  • Batch/straw
  • Service number, 1, 2 or 3
  • Location code to desa level

Pregnancy testing report

PKB [Acceptor ID] [T/Y]
  • NOTES
  • ID of animal (should be unique, using local acceptor ID system)
  • Pregnant: Ya or Tidak

Birth report a

LHR [animalID] [birth?]
  • NOTES
  • Birth report always starts with LHR.
  • Animal ID
  • Live birth? Yes or No.

Birth report b

LHR [Acceptor ID] [J/B] [DoB] [Live? Y/T] {weight}
  • NOTES
  • ID of animal
  • Sex of calf: Jantan or Betina
  • Live calf: Ya or Tidak
  • Optional: weight of calf

Administrative Functions

Register a new user

D [nama] [lokasi] [user type] {email}
  • NOTES
  • Use capitals and spaces for name
  • New location code required to the Desa level. Work place location.
  • Choose user type code carefully
  • Encourage email address entry
  • Coordinators can change most details later but try to be accurate
  • Coordinators will define the Area of Responsibility later using the Website

Change a phone number

N
  • NOTES
  • From old phone number
N [PIN]
  • NOTES
  • From new phone number

Delete last message

H {message type code}
  • NOTES
  • H Deletes the last message
  • H {message type code} Deletes the last message of this type ie RP or U
  • To be used for recently made mistakes in message – usually discovered in the automatic system reply.
  • Not for deleting data on the system
  • When serious errors have been made, kabupaten coordinator should be contacted with details of Case ID. Save original messages wherever possible.

Add a new location

LOK [latitude] [longitude] [new location name]
  • NOTES
  • This function is for defining POINTS in a desa, for example, farms, checkpoints, outbreak points, centre of dusus.
  • This should be done:
  • If there is no code for the Desa in the code list, or
  • If the disease event is far from the centre of the Desa
  • New location codes can be created to identify the exact location of certain points and buildings etc.
  • To create a new location code, you need to know the coordinates of the location, using a GPS or GPS-enabled smartphone. The format of the coordinates should be latitude and longitude in decimal degrees, for example:
  • -3.31932 112.39203
  • Other formats (degrees minutes seconds, degrees decimal minutes etc) are not accepted.
  • Use a minus sign for the latitude to indicate south, or no minus sign to indicate north.
  • In the future, there will be a function on the website to update locations, change kecamaten and village ‘connections’ when areas are redistributed.
  • Geographic coordinates can also be found using Google Maps.