Translations:Advanced Field Epi:Manual 1 - Disease Control and Eradication Programs/136/id: Perbedaan revisi

(Created page with "== Misalnya: Rabies di Bali == Ketika wabah rabies terjadi di Bali 2008, wilayah ini tidak memiliki kebijakan terkait dengan perawatan profilaksis yang dimulai segera setelah...")
 
 
Baris 1: Baris 1:
== Misalnya: Rabies di Bali ==
+
== Sebagai contoh: Rabies di Bali ==
Ketika wabah rabies terjadi di Bali 2008, wilayah ini tidak memiliki kebijakan terkait dengan perawatan profilaksis yang dimulai segera setelah eksposur terhadap penyakit untuk mencegah penyakit semakin parah (PEP), tidak ada surveilans gigitan anjing, tidak ada fasilitas diagnosis rabies dan tidak ada program vaksinasi anjing. Namun, pada tahun-tahun selanjutnya Pemerintah Indonesia telah menyediakan PEP untuk manusia dan vaksin untuk hewan, pengujian diagnosis dilakukan di BBvet Denpasar dan surveilans dilakuan terhadap anjing yang mati atau dibunuh sebagai bagian dari program  pengafkiran hewan (culling) atau yang menunjukkan tanda-tanda neurologis. Culling terhadap anjing yang bebas penyakit ditempatkan di beberapa kawasan namun kelihatannya menurunkan tingkat produktifitas karena masyarakat bereaksi sangat keras dengan cara menyembunyikan atau memindahkan anjing-anjingnya untuk menghindari pengafkiran dan penggantian anjing yang telah diafkir.
+
Ketika wabah rabies terjadi di Bali tahun 2008, wilayah ini tidak memiliki kebijakan terkait dengan perawatan profilaksis yang dimulai segera setelah eksposur terhadap penyakit untuk mencegah penyakit semakin parah (PEP), tidak ada surveilans gigitan anjing, tidak ada fasilitas diagnosis rabies dan tidak ada program vaksinasi anjing. Namun, pada tahun-tahun selanjutnya Pemerintah Indonesia telah menyediakan PEP untuk manusia dan vaksin untuk hewan, pengujian diagnosis dilakukan di BBvet Denpasar dan surveilans dilakuan terhadap anjing yang mati atau dibunuh sebagai bagian dari program  pengafkiran hewan (culling) atau yang menunjukkan tanda-tanda neurologis. Culling terhadap anjing yang bebas penyakit ditempatkan di beberapa kawasan namun kelihatannya menurunkan tingkat produktifitas karena masyarakat bereaksi sangat keras dengan cara menyembunyikan atau memindahkan anjing-anjingnya untuk menghindari pengafkiran dan penggantian anjing yang telah diafkir.

Revisi terkini pada 17 Februari 2015 09.52

Informasi pesan (berkontribusi)

Pesan ini tidak memiliki dokumentasi. Jika Anda tahu di mana dan bagaimana pesan ini digunakan, Anda dapat membantu penerjemah lain dengan menambahkan dokumentasi untuk pesan ini.

Definisi pesan (Advanced Field Epi:Manual 1 - Disease Control and Eradication Programs)
== Example: Rabies in Bali ==
When the current rabies outbreak in Bali began in 2008, the island had no policies for rabies post-exposure prophylaxis (PEP), no dog bite surveillance, no rabies diagnostic facilities and no vaccination program for dogs. In subsequent years the Indonesian government provided PEP for humans and vaccines for dogs, diagnostic testing was established at the Disease Investigation Centre in Denpasar and surveillance was implemented of dogs that died or were killed either as part of culling programs or that were showing neurological signs. Culling of unconfined dogs was instituted in some areas but was found to be counter-productive because people reacted strongly by hiding or moving dogs to avoid culls and replacing dogs that had been culled.
Terjemahan== Sebagai contoh: Rabies di Bali ==
Ketika wabah rabies terjadi di Bali tahun 2008, wilayah ini tidak memiliki kebijakan terkait dengan perawatan profilaksis yang dimulai segera setelah eksposur terhadap penyakit untuk mencegah penyakit semakin parah (PEP), tidak ada surveilans gigitan anjing, tidak ada fasilitas diagnosis rabies dan tidak ada program vaksinasi anjing. Namun, pada tahun-tahun selanjutnya Pemerintah Indonesia telah menyediakan PEP untuk manusia dan vaksin untuk hewan, pengujian diagnosis dilakukan di BBvet Denpasar dan surveilans dilakuan terhadap anjing yang mati atau dibunuh sebagai bagian dari program  pengafkiran hewan (culling) atau yang menunjukkan tanda-tanda neurologis. Culling terhadap anjing yang bebas penyakit ditempatkan di beberapa kawasan namun kelihatannya menurunkan tingkat produktifitas karena masyarakat bereaksi sangat keras dengan cara menyembunyikan atau memindahkan anjing-anjingnya untuk menghindari pengafkiran dan penggantian anjing yang telah diafkir.

Sebagai contoh: Rabies di Bali

Ketika wabah rabies terjadi di Bali tahun 2008, wilayah ini tidak memiliki kebijakan terkait dengan perawatan profilaksis yang dimulai segera setelah eksposur terhadap penyakit untuk mencegah penyakit semakin parah (PEP), tidak ada surveilans gigitan anjing, tidak ada fasilitas diagnosis rabies dan tidak ada program vaksinasi anjing. Namun, pada tahun-tahun selanjutnya Pemerintah Indonesia telah menyediakan PEP untuk manusia dan vaksin untuk hewan, pengujian diagnosis dilakukan di BBvet Denpasar dan surveilans dilakuan terhadap anjing yang mati atau dibunuh sebagai bagian dari program pengafkiran hewan (culling) atau yang menunjukkan tanda-tanda neurologis. Culling terhadap anjing yang bebas penyakit ditempatkan di beberapa kawasan namun kelihatannya menurunkan tingkat produktifitas karena masyarakat bereaksi sangat keras dengan cara menyembunyikan atau memindahkan anjing-anjingnya untuk menghindari pengafkiran dan penggantian anjing yang telah diafkir.