Training and Facilitation Guide:SMS Message Training points/id

Revisi per 14 Mei 2015 13.19 oleh Sara (bicara | kontrib)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Bahasa lain:
English • ‎Bahasa Indonesia

Poin-Poin Pelatihan Sistem dan Pesan SMS

Sebagai tambahan, lihat juga Operational_instructions:Message_Information_sheets_ENG

Kegiatan Administratif untuk Koordinator

  • Membiasakan diri dengan situs web
  • Memeriksa alokasi Jenis Pengguna dan Kelompok Pengguna bagi semua staf yang terdaftar
  • Mendaftarkan staf baru
  • Lokasi terdaftar pengguna harus berada di tingkat Desa
  • Bidang tanggung jawab pengguna harus ditetapkan dan dapat tumpang tindih dengan pengguna lain
  • Perlu juga didiskusikan apa yang harus dilakukan jika dua pelapor melaporkan kasus yang sama, siapa yang akan bertanggung jawab merespons laporan pelsa dan apa yang perlu dilakukan jika ada ‘laporan buruk’ yang perlu langsung direspons dengan MENGHAPUS data.
  • Memeriksa pemberitahuan – Pemberitahuan dari pelsa harus sampai kepada dokter hewan dan paravet. Beberapa pemberitahuan dari pelsa (terutama dugaan rabies dan antraks) dapat disampaikan kepada pelsa terdekat lainnya.
  • Tambahan infrastruktur
    • LOK dengan menggunakan koordinat yang dihasilkan Google Map
    • Merekam data kantor, laboratorium, infrastruktur lainnya
    • Menugaskan staf ke lokasi ujung tombak jika dimungkinkan
  • Membuat kampanye Surveilans dan Vaksinasi di situs web.
  • Membuat daftar obat

Pengantar umum mengenai iSIKHNAS

Lihat presentasi Powerpoint

Laporan penyakit dari pelsa dan Dinas

  • Diagnosis diferensial vs diagnosis definitif
  • Diagnosis diferensial = pendapat berdasarkan tanda – siapa saja bisa berpendapat
  • Diskusi terkait membangun bukti menuju diagnosis definitif dan ini baru langkah pertama menuju sasaran, jika dimungkinkan.
U [tanda,tanda...] ([spesies] [jumlah hewan]…) {lokasi} {diagnosa,diagnosa...}
  • CATATAN
  • 2 entri berbentuk ‘daftar’ – tanda dan diagnosis yang perlu dipisahkan dengan koma jika diperlukan lebih dari satu entri
  • Perlu latihan pengenalan tanda (Pelsa dan Dinas)
  • Tingkatkan kesadaran mengenai Tanda umum versus Sindrom prioritas
  • Diagnosis diferensial vs diagnosis definitif
  • Hindari ‘tanda lain’
  • Urutan berulang (spesies, jumlah hewan) untuk beberapa spesies dengan tanda serupa
  • Kode untuk tanda spesifik dapat dicari tahu dengan menggunakan CKT [nama tanda]. Kode tanda dapat ditemukan dengan permintaan data (query) dalam format CKT [teksapasaja] yang memungkinkan pengguna untuk mencari tahu kode bagi tanda yang dimulai dengan huruf yang sama atau cocok dengan teks yang dimasukkan. Misalnya saja, CKT kembung menghasilkan kembung KBG dan berbagai pilihan lain dengan konfigurasi huruf yang mirip.
  • Kapan perlu menggunakan kode lokasi opsional – untuk pelsa yang menangani beberapa desa, dinas akan nyaris selalu perlu menggunakan kode lokasi opsional
  • Kode lokasi baru – belum sempurna pada saat ini, tetapi perlahan-lahan akan diperbarui secara lokal
  • Staf AH vs Pelapor Desa – format pesan yang berbeda
  • Laporan U dari Dinas tidak memerlukan laporan R. Laporan U dari Dinas merupakan gabungan dari U dan R.
  • Pelatihan penguatan diagnostik untuk staf Dinas akan tersedia dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi
  • Tingkat tanggapan 100% haruslah menjadi target – sebagian besarnya mungkin melalui telepon
P [sindrom] ([spesies] [jumlah hewan]…) {lokasi} {diagnosa,diagnosa...}
  • CATATAN
  • Kode prioritas dan definisi – 6 sindrom
  • Tambahan 1 (satu) Sindrom prioritas tanpa definisi, jika tanda-tandanya tidak sesuai dengan deskripsi sindrom, tetapi pelapor merasa perlu segera ditanggapi (jika dicurigai sebagai penyakit zoonosis, sangat menular, tingkat kematiannya tinggi, dll.)
  • Konsekuensi Positif (Ucapan terima kasih kepada mereka yang melaporkan P, bahkan jika kemudian ternyata hanya merupakan alarm palsu/false alarm yang memang cukup sering terjadi, tetapi setidaknya ini menunjukkan bahwa pelapor sudah waspada dan sadar pentingnya P.)
  • Diagnosis diferensial vs diagnosis definitif
  • 100% harus dikunjungi
  • Urutan berulang (spesies, jumlah hewan) untuk beberapa spesies dengan sindrom yang sama
  • Kode lokasi diperlukan untuk laporan oleh staf Dinas
  • Entri berbentuk daftar untuk diagnosis diferensial - bila ada beberapa penyakit harus dipisahkan dengan koma
  • Kode penyakit dapat ditemukan dengan menggunakan CKP [nama penyakit]
  • Sindrom Prioritas Tambahan diberikan sehingga memungkinkan Pelsa untuk melaporkan kasus yang tampaknya perlu segera ditangani (zoonosis, sangat menular atau tingkat kesakitan/kematiannya tinggi) tanpa adanya sindrom yang jelas = tanda bahaya untuk penyakit yang tidak diketahui atau eksotik

CATATAN

  • 2 entri berbentuk ‘daftar’ – tanda dan diagnosis yang perlu dipisahkan dengan koma jika diperlukan lebih dari satu entri
  • Perlu latihan pengenalan tanda (Pelsa dan Dinas)
  • Tingkatkan kesadaran mengenai Tanda umum versus Sindrom prioritas
  • Diagnosis diferensial vs diagnosis definitif
  • Hindari menggunakan 'tanda lain', ‘tanda lain’
  • Urutan berulang (spesies, jumlah hewan) untuk beberapa spesies dengan tanda serupa
  • Kode untuk tanda spesifik dapat dicari tahu dengan menggunakan CKT [nama tanda]. Kode tanda dapat ditemukan dengan permintaan data CKT [teksapasaja] memungkinkan pengguna untuk mencari tahu kode bagi tanda yang dimulai dengan huruf yang sama atau cocok dengan teks yang dimasukkan. CKT kembung menghasilkan kembung KBG dan berbagai pilihan lain dengan konfigurasi huruf yang mirip.
  • Kapan perlu menggunakan kode lokasi opsional – untuk pelsa yang menangani beberapa desa, dinas akan nyaris selalu perlu menggunakan kode lokasi opsional
  • Kode lokasi baru – belum sempurna pada saat ini, tetapi perlahan-lahan akan diperbarui secara lokal
  • Staf AH vs Pelapor Desa – format pesan yang berbeda - tidak ada diagnosis untuk pelsa.
  • Laporan U dari Dinas tidak memerlukan laporan R. Laporan U dari Dinas merupakan gabungan dari U dan R.
  • Pelatihan penguatan diagnostik untuk staf Dinas akan tersedia dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi
  • Tingkat tanggapan 100% haruslah menjadi target – sebagian besarnya mungkin melalui telepon
P [syndrome] [species] [number of animals] {location} {diagnosis,diagnosis...}

CATATAN

  • Kode prioritas dan definisi – 6 sindrom tetapi juga dapat dirujuk sebagai alat pelaporan penyakit "penting", bukan hanya didaftarkan sebagai "penyakit prioritas"
  • Tambahan 1 (satu) Sindrom prioritas tanpa definisi, jika tanda-tandanya tidak sesuai dengan deskripsi sindrom, tetapi pelapor merasa perlu segera ditanggapi (jika dicurigai sebagai penyakit zoonosis, sangat menular, tingkat kematiannya tinggi, dll.)
  • Konsekuensi Positif (Ucapan terima kasih kepada mereka yang melaporkan P, bahkan jika kemudian ternyata hanya merupakan alarm palsu/false alarm yang memang cukup sering terjadi, tetapi setidaknya ini menunjukkan bahwa pelapor sudah waspada dan sadar pentingnya P.)
  • Diagnosis diferensial vs diagnosis definitif
  • 100% harus dikunjungi segera (setelah panggilan telepon untuk meminta informasi terperinci)
  • Urutan berulang (spesies, jumlah hewan) untuk beberapa spesies dengan tanda serupa
  • Kode lokasi diperlukan untuk laporan oleh staf Dinas
  • Entri berbentuk daftar untuk diagnosis diferensial - bila ada beberapa penyakit harus dipisahkan dengan koma
  • Kode penyakit dapat ditemukan dengan menggunakan CKP [nama penyakit]
  • Sindrom Prioritas Tambahan diberikan sehingga memungkinkan Pelsa untuk melaporkan kasus yang tampaknya perlu segera ditangani (zoonosis, sangat menular atau tingkat sakitan/kematiannya tinggi) tanpa adanya sindrom yang jelas = tanda bahaya untuk penyakit yang tidak diketahui atau eksotik
PNEG
  • CATATAN
  • Pelsa harus mengirimkan setiap minggu – hanya pelsa
  • Artinya pelsa tidak melihat sindrom prioritas selain yang sudah dilaporkan minggu itu
  • Ada 6 sindrom prioritas sehingga jika seorang pelsa sudah melaporkan satu atau dua P minggu itu, PNEG yang ia kirimkan berarti sindrom Prioritas lainnya tidak ditemukan.
  • Berguna untuk mengumpulkan bukti mengenai status bebas dari penyakit sebagai salah satu alasan pengendalian lalu lintas hewan, perdagangannya, serta persoalan penting lainnya terkait penyebaran penyakit dan strategi pengendalian wabah

CATATAN

  • Pelsa harus mengirimkan setiap minggu – hanya pelsa
  • Artinya pelsa tidak melihat sindrom prioritas selain yang sudah dilaporkan minggu itu
  • Ada 6 sindrom prioritas sehingga jika seorang pelsa sudah melaporkan satu atau dua P minggu itu, PNEG yang ia kirimkan berarti sindrom Prioritas lainnya tidak ditemukan.
  • Berguna untuk mengumpulkan bukti mengenai status bebas dari penyakit sebagai salah satu alasan pengendalian lalu lintas hewan, perdagangannya, serta persoalan penting lainnya terkait penyebaran penyakit dan strategi pengendalian wabah

Pesan Respons Rutin Dinas

R [ID Kasus] [dikunjung (K/T)] [diagnosa,diagnosa...] {diagnosa lain}
  • CATATAN
  • Dinas – Pertanyaan apa yang disampaikan kepada pelsa agar Anda dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai kasus – kegiatan komunikasi
  • R = DINAS U atau DINAS P
  • Pengiriman pesan dalam bentuk daftar diagnosa – lebih dari satu entri dipisahkan dengan tanda koma.
  • Kode penyakit didapat dengan CKP [nama penyakit].
  • ‘diagnosa lain’ merupakan pilihan dan ada juga pilihan untuk langsung menuliskan diagnosa jika kodenya tidak ditemukan di daftar penyakit
  • Apakah kasus penting? Prioritas? Zoonosis? Morbiditas/mortalitas tinggi? Penyakit baru/tidak diketahui? Jika ya, lakukanlah INVESTIGASI MENYELURUH – formulir untuk investigasi yang terdapat di berbagai macam bidang akan diintegrasikan di masa mendatang ke dalam sistem iSIKHNAS

CATATAN

  • Dinas – Pertanyaan apa yang disampaikan kepada pelsa agar Anda dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai kasus – kegiatan komunikasi
  • R = DINAS U atau DINAS P
  • Pengiriman pesan dalam bentuk daftar diagnosa – lebih dari satu entri dipisahkan dengan tanda koma.
  • Kode penyakit didapat dengan CKP [nama penyakit].
  • ‘diagnosa lain’ merupakan pilihan dan ada juga pilihan untuk langsung menuliskan diagnosa jika kodenya tidak ditemukan di daftar penyakit
  • Apakah kasus penting? Prioritas? Zoonosis? Morbiditas/mortalitas tinggi? Penyakit baru/tidak diketahui? Jika ya, lakukanlah INVESTIGASI MENYELURUH – formulir untuk investigasi yang terdapat di berbagai macam bidang akan diintegrasikan di masa mendatang ke dalam sistem iSIKHNAS
OB [ID Kasus] ([kode obat] [jumlah hewan] {dosis}...)
  • CATATAN
  • Anda akan memerlukan kode obat.
  • Kode obat dapat dicari dengan menggunakan kode SMS (CKO)
  • Jumlah hewan,
  • Dosis per hewan
  • Urutan dapat diulangi untuk pengobatan beberapa kali
  • Pengobatan tradisional dapat dilaporkan jika diizinkan sesuai kebijakan kabupaten

CATATAN

  • Anda akan memerlukan kode obat.
  • Kode obat dapat dicari dengan menggunakan kode SMS (CKO)
  • Jumlah hewan,
  • Dosis per hewan
  • Urutan dapat diulangi untuk pengobatan beberapa kali
  • Pengobatan tradisional dapat dilaporkan jika diizinkan sesuai kebijakan kabupaten
LAB [ID kasus] ([jenis spesimen] [bentuk spesimen] {seksi} [jumlah spesimen]...) [lab ID]
  • CATATAN
  • Pisahkan pesan menggunakan ID kasus yang sama jika sampel-sampel dikirim ke lokasi yang berbeda
  • Kode seksi laboratorium merupakan pilihan, tidak wajib diisi
  • Mengulangi urutan dapat dilakukan untuk beberapa spesimen yang dikirimkan ke laboratorium yang sama
  • Harus menggunakan pesan yang berbeda (dengan menggunakan ID kasus yang sama) untuk spesimen yang dikirim ke laboratorium yang berlainan.
  • Harus mengingatkan petugas untuk memberikan label pada spesimen dengan benar menggunakan ID kasus sehingga data dapat dimasukkan ke sistem Infolab dan kedua sistem tersebut akan terhubung.
  • Pertukaran data dengan Infolab akan dimulai pada awal 2014

CATATAN

  • Pisahkan pesan menggunakan ID kasus yang sama jika sampel-sampel dikirim ke lokasi yang berbeda
  • Kode seksi laboratorium merupakan pilihan, tidak wajib diisi
  • Mengulangi urutan dapat dilakukan untuk beberapa spesimen yang dikirimkan ke laboratorium yang sama
  • Harus menggunakan pesan yang berbeda (dengan menggunakan ID kasus yang sama) untuk spesimen yang dikirim ke laboratorium yang berlainan.
  • Harus mengingatkan petugas untuk memberikan label pada spesimen dengan benar menggunakan ID kasus sehingga data dapat dimasukkan ke sistem Infolab dan kedua sistem tersebut akan terhubung.
  • Pertukaran data dengan Infolab akan dimulai pada awal 2014
PK [ID kasus] ([kode perkembangan kasus] [jumlah hewan]…)
  • CATATAN
  • Jika tidak diketahui, ID kasus biasanya dapat dicari dengan menggunakan LAPD
  • Pesan ini membantu kita untuk dapat ‘menutup’ kasus.
  • Dapat digunakan sebagai respons saat meminta keterangan pelsa/peternak saat kunjungan (mungkin dengan bantuan LAPD) atau seseorang yang memberikan informasi secara sekilas saja.
  • Urutan berulang: ([kode perkembangan kasus] [jumlah hewan])
  • Pelsa dapat menggunakan ini atas izin dari kabupaten. Ini perlu ditetapkan melalui bagian manajemen izin pengguna di situs web.
  • Mengumpulkan data untuk membantu pemantauan dalam hal pengobatan, diagnosis, dan seberapa jauh kita menindaklanjuti kasus.
  • Tidak terlalu penting apakah hewan sudah dijual atau belum.
    • SB = Sembuh
    • MS = Masih sakit
    • MT = Mati atau dipotong karena penyakit

CATATAN

  • Jika tidak diketahui, ID kasus biasanya dapat dicari dengan menggunakan LAPD
  • Pesan ini membantu kita untuk dapat ‘menutup’ kasus.
  • Dapat digunakan sebagai respons saat meminta keterangan pelsa/peternak saat kunjungan (mungkin dengan bantuan LAPD) atau seseorang yang memberikan informasi secara sekilas saja.
  • Urutan berulang: ([kode perkembangan kasus] [jumlah hewan])
  • Pelsa dapat menggunakan ini atas izin dari kabupaten. Ini perlu ditetapkan melalui bagian manajemen izin pengguna di situs web.
  • Mengumpulkan data untuk membantu pemantauan dalam hal pengobatan, diagnosis, dan seberapa jauh kita menindaklanjuti kasus.
  • Tidak terlalu penting apakah hewan sudah dijual atau belum.
    • SB = Sembuh
    • MS = Masih sakit
    • MT = Mati atau dipotong karena penyakit

Investigasi dan respons prioritas

Laporan lalu lintas ternak

Permintaan untuk sertifikat lalu lintas yang mewajibkan uji laboratorium

LSK [ID pemilik] [asal] [tujuan] ([spesies/bangsa] [jumlah hewan]...) [ID laboratorium] {ownerphone}
  • CATATAN
  • Permintaan untuk sertifikat lalu lintas (dengan uji laboratorium) selalu diawali dengan kode LSK
  • ID pemilik adalah nomor KTP nasional atau (tak lama lagi) nomor SIM
  • Kode lokasi untuk desa asal
  • Kode lokasi untuk tempat tujuan ke tingkat mana pun yang diperlukan, Kabupaten atau desa
  • Urutan berulang: (spesies/bangsa, jumlah hewan)
  • Kode bangsa hewan (spesies/breed) untuk lalu lintas
  • Jumlah hewan spesies/bangsa yang bersangkutan
  • ID laboratorium
  • Pilihan: Nomor ponsel pemilik untuk menerima nomor unik SKKH.

Permintaan untuk sertifikat lalu lintas yang tidak memerlukan uji laboratorium

SK [ID pemilik] [asal] [tujuan] ([spesies/bangsa] [jumlah hewan]...) {ownerphone}
  • CATATAN
  • Permintaan untuk sertifikat lalu lintas yang tidak memerlukan uji laboratorium selalu diawali dengan kode SK
  • ID pemilik adalah nomor KTP nasional atau (tak lama lagi) nomor SIM
  • Kode lokasi untuk desa asal
  • Kode lokasi untuk tempat tujuan ke tingkat mana pun yang diperlukan, Kabupaten atau desa
  • Urutan berulang: (spesies/bangsa, jumlah hewan)
  • Kode bangsa hewan (spesies/breed) untuk lalu lintas
  • Jumlah hewan spesies/bangsa yang bersangkutan
  • Pilihan: Nomor ponsel pemilik untuk menerima nomor unik SKKH.

Laporan konfirmasi lalu lintas

KSK [ID SKKH]{([spesies] [jumlah hewan]…)}
  • CATATAN
  • Untuk digunakan oleh staf Dinas guna mengkonfirmasikan jumlah dan tanggal lalu lintas sesungguhnya
  • Data disimpan bersama informasi lain mengenai lalu lintas unik tersebut
  • Urutan berulang yang dapat dipilih: (spesies, jumlah hewan)

Validasi sertifikat lalu lintas

VSK [ID SKKH]
  • CATATAN
  • Untuk digunakan oleh staf titik pemeriksaan dan polisi untuk memeriksa keaslian sertifikat lalu lintas

Permintaan data

Permintaan data kasus

LAPD [kode desa] {jumlah kasus}
  • CATATAN
  • Digunakan untuk mencari tahu lima kasus terakhir dari desa bersangkutan
  • Memberikan informasi berupa ID kasus dan catatan singkat mengenai setiap kasus
  • Berguna untuk mengajukan pertanyaan tindak lanjut mengenai kasus yang ada
  • Gunakan kode PK untuk memberikan laporan tindak lanjut kasus
  • Gunakan kode LAPK untuk mendapatkan informasi yang lebih terperinci mengenai masing-masing kasus
  • Pilihan: Standarnya adalah lima kasus terakhir yang dilaporkan untuk desa bersangkutan, tetapi datanya dapat diminta hingga maksimum 20 kasus terakhir
LAPK [ID kasus]
  • CATATAN
  • Digunakan untuk memeriksa kembali semua informasi mengenai satu kasus tertentu
  • Berguna untuk memberikan masukan dan menjawab pertanyaan dari peternak dan pelsa
  • Berguna untuk meningkatkan komunikasi

Pertanyaan atau masukan secara bebas/tanpa kode

Q [pertanyaan]
  • CATATAN
  • Berguna jika tidak ada sumber informasi lain yang tersedia untuk memberikan saran atau masukan
  • Pesan Q dikirim ke koordinator setempat dan seharusnya dijawab dalam waktu 48 jam
  • Mohon agar fungsi ini tidak digunakan secara berlebihan

Mencari kode lokasi

CKL [nama lokasi]
  • CATATAN
  • Masukkan teks bebas nama tempat, misalnya Makassar,
  • Tidak apa-apa jika ada salah eja, sistem akan memberikan kode untuk 15 lokasi yang paling mendekati nama yang dimasukkan
  • Tidak mengenal nama tempat yang disingkat, seperti ‘Jabar’ sebagai pengganti Jawa Barat
  • Kode 4 angka adalah provinsi dan kabupaten
  • Kode 6 angka mencakup kecamatan
  • Kode 8 angka adalah kode desa
  • Kode 9 angka (8 + .1) adalah kode lokasi khusus yang ditentukan pengguna melalui fungsi LOK untuk titik tertentu dalam suatu daerah
  • Kode lokasi yang tersedia saat ini sesuai dengan kode yang diberikan kepada iSIKHNAS oleh BPS. Kode-kode tersebut tak lama lagi akan dapat diperbarui oleh koordinator melalui situs web iSIKHNAS.

Mendapatkan daftar kode lokasi

DKL [kode lokasi]
  • CATATAN
  • Masukkan kode 4 atau 6 angka, sistem akan memberitahukan kode-kode desa di daerah tersebut

Daftar kode sistem lainnya

KODE
  • CATATAN
  • Berguna jika Anda lupa kartu referensi
  • Pesan KODE saja yang dikirim ke iSIKHNAS akan memberikan kode untuk memperoleh daftar kode
  • Lanjutkan dengan pesan KODE [jenis kode].
    • SP = spesies
    • RP = kode RPH di kabupaten terdaftar
    • JHRP = jenis hewan yang dipotong di RPH
    • POP = laporan populasi jenis hewan yang bersangkutan
    • TAN = kode tanda
    • JP = kode jenis pengguna
    • PK = kode perkembangan kasus
    • SL = kode seksi/bagian laboratorium
    • BS = kode bentuk spesimen
KODE {jenis kode}
  • CATATAN
  • SP = spesies
  • RP = kode RPH di kabupaten terdaftar
  • JHRP = jenis hewan yang dipotong di RPH
  • POP = laporan populasi jenis hewan yang bersangkutan
  • TAN = kode tanda
  • JP = kode jenis pengguna
  • PK = kode perkembangan kasus
  • SL = kode seksi/bagian laboratorium
  • BS = kode bentuk spesimen
CKT [nama Tanda]
  • CATATAN
  • Mencari Tanda Umum dengan entri teks bebas.
  • Sistem akan memberikan hasil yang paling cocok beserta kodenya – hasil kemungkinan diberikan dalam beberapa pesan
  • Berguna saat di lapangan dan tidak ada akses ke Kartu Kode
CKP [nama Penyakit]
  • CATATAN
  • Mencari kode Penyakit dengan entri teks bebas.
  • Sistem akan memberikan nama penyakit yang paling cocok beserta kodenya
  • Berguna saat di lapangan dan tidak ada akses ke Kartu Kode
CKO [nama Obat]
  • CATATAN
  • Mencari kode Obat dengan entri teks bebas.
  • Sistem akan memberikan NAMA MEREK obat yang paling cocok beserta kodenya
  • Berguna saat di lapangan dan tidak ada akses ke Kartu Kode

Kegiatan khusus

SKKH untuk lalu lintas

SK [ID pemilik] [asal] [tujuan] ([spesies/bangsa] [jumlah hewan]...) {telepon pemilik}
  • CATATAN
  • Di masa mendatang, akan tersedia antarmuka di web dan kemungkinan aplikasi ponsel untuk memasukkan data dengan lebih mudah.
  • Saat ini hanya menerima nomor KTP nasional sebagai ID pemilik dan belum bisa menerima nomor SIM
  • Setiap SKKH diberi nomor ID unik oleh sistem
  • SKKH yang sudah jadi akan dikirim ke alamat email untuk dicetak, dilengkapi, dan dicap di kantor. Pemilik hewan harus datang ke kantor untuk mengambil sertifikat.
  • Koordinator perlu menentukan alamat email staf yang benar untuk menerima sertifikat yang dikirimkan melalui email
  • Perlu menentukan tanggung jawab dan alur kerja/proses yang jelas untuk sertifikat
  • Perlu memasukkan sejumlah data secara manual
  • Di masa mendatang, sistem KTP nasional mungkin akan dihubungkan ke iSIKHNAS sehingga data pemilik akan dimasukkan secara otomatis
  • Urutan berulang dimungkinkan bila ada lebih dari 1 spesies
VSK [ID SKKH]
  • CATATAN
  • Untuk digunakan memeriksa keaslian nomor SKKH
  • Membantu pemeriksaan surat palsu
  • Membantu memeriksa akurasi detailnya

Vaksinasi

VAK [ID program] ([spesies] [jumlah divaksinasi pertama] {jumlah booster}...) [lokasi]
  • CATATAN
  • ID program vaksinasi didapatkan oleh koordinator melalui antarmuka web
  • Di masa mendatang kemungkinan dapat dilakukan permintaan data untuk ID program vaksinasi melalui kode CKVAK, CKSUR
  • Urutan berulang dimungkinkan

Populasi

POP ([jenis hewan] [jumlah hewan]...) {lokasi}
  • CATATAN
  • Kode lokasi harus kode Desa (8 angka)
  • Data harus berupa data tingkat Desa
  • Berguna untuk mengumpulkan data sensus, tetapi mungkin lebih mudah jika menggunakan entri data spreadsheet (fitur ini tak lama lagi akan diluncurkan)
  • Berguna untuk merencanakan program vaksinasi
  • Berguna untuk mencari tahu angka produksi dan untuk perencanaan
  • Masyarakat perlu diyakinkan bahwa informasi ini tidak terkait dengan sistem lainnya di pemerintah, misalnya tidak digunakan untuk tujuan perpajakan.
  • Information dapat dipecah-pecah ke dalam beberapa pesan jika diinginkan
  • Harus memasukkan kode lokasi tingkat desa jika pelapor berasal dari tempat lain (hal ini sangat mungkin terjadi)
  • Urutan berulang dimungkinkan

Surveilans Aktif

SUR [ID program] ([spesies] [jumlah hewan]...) [lokasi] {ID laboratorium}
  • CATATAN
  • ID program dicari tahu oleh koordinator melalui antarmuka web
  • Di masa mendatang kemungkinan dapat dilakukan permintaan data untuk ID program surveilans setempat melalui kode CKVAK, CKSUR
  • Harus berisi kode lokasi desa 8 angka
  • Urutan berulang dimungkinkan

Laporan RPH

RP ([jenis hewan] [jumlah dipotong]...) {kode RP}
  • CATATAN
  • Kode Rumah Potong tersedia melalui situs web
  • Pelapor dapat melaporkan untuk beberapa RPH sehingga perlu menggunakan kode singkat untuk RPH tersebut
  • Kode Rumah Potong dibuat khusus untuk jenis bangunan/infrastruktur ini. Kode Rumah Potong BUKAN kode lokasi standar.
  • Kode untuk jenis hewan dalam laporan RP berasal dari daftar kode JENIS HEWAN POTONG.

Laporan Inseminasi Buatan

Akan disempurnakan dan diperkenalkan pada 2014

Permintaan Inseminasi oleh Peternak

IB {jumlah hewan}
  • CATATAN
  • Permintaan inseminasi oleh peternak selalu diawali dengan kode IB.
  • Pilihan: Jumlah hewan yang siap untuk inseminasi.

Permintaan inseminasi - Non-peternak

IB {jumlah hewan} [ID pemilik]
  • CATATAN
  • Permintaan inseminasi selalu diawali dengan kode IB.
  • Pilihan: Jumlah hewan yang siap untuk inseminasi.
  • ID pemilik

Laporan inseminator dengan ID Permintaan

RIB [ID Permintaan] ([ID hewan] [ID straw]…)
  • CATATAN
  • Laporan inseminator selalu diawali dengan kode RIB.
  • ID permintaan inseminasi dihasilkan oleh iSIKHNAS dan dikirim bersama dengan permintaan pelayanan kepada inseminator.
  • Pengenal hewan
    • ID straw yang digunakan untuk memasukkan semen.
    • Urutan dapat diulangi jika ada lebih dari satu hewan.

Laporan inseminator tanpa ID Permintaan

RIB [ID Pemilik] [ID Akseptor] ([ID Pejantan] [batch/straw] [layanan 1 2 3]) [Lokasi]
  • CATATAN
  • Selalu diawali dengan kode RIB
  • ID pemilik dengan menggunakan pengenal unik jika memungkinkan
  • ID hewan yang diinseminasi, dengan menggunakan sistem setempat
  • Sistem berulang:
  • ID Pejantan
  • Batch/straw
  • Nomor layanan 1, 2, atau 3
  • Kode lokasi sampai ke tingkat desa

Laporan pengujian kehamilan

PKB [ID Akseptor] [T/Y]
  • CATATAN
  • ID hewan (harus unik, dengan menggunakan sistem ID akseptor setempat)
  • Bunting: Ya atau Tidak

Laporan kelahiran a

LHR [ID hewan] [lahir?]
  • CATATAN
  • Laporan kelahiran selalu diawali dengan kode LHR.
  • ID hewan
  • Lahir hidup? Ya atau Tidak.

Laporan kelahiran b

LHR [ID Akseptor] [J/B] [Tanggal lahir] [Hidup? Y/T] {berat}
  • CATATAN
  • ID hewan
  • Jenis kelamin anakan: Jantan atau Betina
  • Lahir hidup: Ya atau Tidak
  • Pilihan: berat anakan

Fungsi Administrasi

Pendaftaran pengguna baru

D [nama] [lokasi] [jenis pengguna] {email}
  • CATATAN
  • Gunakan huruf besar dan spasi untuk nama
  • Kode lokasi baru diperlukan sampai ke tingkat Desan. Lokasi tempat kerja.
  • Pilih kode jenis pengguna dengan hati-hati
  • Dianjurkan untuk memasukkan alamat email
  • Koordinator dapat mengubah sebagian besar perinciannya nanti, tetapi usahakan untuk memasukkan data dengan akurat
  • Koordinator nantinya akan menentukan Bidang Tanggung Jawab dengan menggunakan Situs Web

Mengubah nomor telepon

N
  • CATATAN
  • Dari nomor telepon yang lama
N [PIN]
  • CATATAN
  • Dari nomor telepon yang baru

Menghapus pesan terakhir

H {kode jenis pesan}
  • CATATAN
  • H Menghapus pesan terakhir
  • H {kode jenis pesan} Menghapus pesan terakhir dari jenis bersangkutan, misalnya RP atau U
  • Untuk digunakan bagi pesan baru-baru ini yang mengandung kesalahan – biasanya ditemukan pada balasan sistem secara otomatis.
  • Tidak untuk menghapus data pada sistem
  • Jika terjadi kesalahan serius, koordinator kabupaten perlu diberi tahu dengan menyertakan perincian ID Kasus. Simpan pesan aslinya jika mungkin.

Menambahkan lokasi baru

LOK [lintang] [bujur] [nama lokasi baru]
  • CATATAN
  • Fungsi ini untuk mendefinisikan TITIK-TITIK di sebuah desa, misalnya peternakan, titik pemeriksaan, lokasi wabah, titik pusat dusun.
  • Ini sebaiknya baru dilakukan:
  • Jika tidak ada kode untuk Desa bersangkutan dalam daftar kode, atau
  • Jika peristiwa penyakit terletak jauh dari pusat Desa
  • Kode lokasi baru dapat dibuat guna mengidentifikasi lokasi persis titik dan bangunan tertentu.
  • Untuk membuat kode lokasi baru, Anda harus mengetahui koordinat lokasi dengan menggunakan GPS atau ponsel yang dilengkapi GPS. Format koordinat seharusnya lintang dan bujur dalam derajat desimal, misalnya:
  • -3.31932 112.39203
  • Format lainnya (derajat menit detik, derajat desimal menit, dll.) tidak diterima.
  • Gunakan tanda minus pada lintang untuk menandakan selatan atau tanpa tanda minus untuk menandakan utara.
  • Di masa mendatang, akan ada fungsi pada situs web untuk memperbarui lokasi, mengubah ‘hubungan’ kecamatan dan desa jika ada perubahan/pemekaran daerah.
  • Koordinat geografis juga dapat ditemukan dengan menggunakan Google Maps.